Where's Haechan?
Masih ada hawa-hawa ultah Mark kan? Semoga aja yaaa^^
Tanggal 2 Agustus 1999, seorang bayi bernama Lee Minhyung lahir ke dunia. Perjalanan hidupnya selama 22 tahun sudah ia lewati dan sekarang Minhyung atau lebih dikenal sebagai Mark Lee telah sukses di industri musik Korea.
Sebuah boygroup naungan SM Entertainment bernama NCT adalah grup dimana Mark berada saat ini. Ia memiliki sangat banyak penggemar dan tentu para member yang sangat menyayanginya.
Terutama Johnny yang sudah dianggap keluarga, kakak, sahabat, mereka sedang melakukan live di Instagram hari ini. Tak hanya berdua, Doyoung juga ikut serta dalam live tersebut.
“Mau kemana hyung?” Tanya Mark di sela-sela live kepada Johnny yang terlihat berada di mobil.
“Di luar angkasa.” Jawab sang hyung kelahiran 1995 seraya memakai filter alien hijau.
Beberapa kali Johnny terlihat keluar dari live entah apa yang terjadi, Mark mengira itu hanyalah kesalahan jaringan yang dialami hyung nya.
Namun bukan itu yang sebenarnya terjadi.
Di sisi lain, Johnny keluar sebentar dari Instagram untuk membuka aplikasi chat yang sedari tada membunyikan notifikasinya.
Itu adalah dari kekasihnya, Ten.
Lelaki berkewarganegaraan Thailand itu memberikan pesan beruntun pada Johnny karena dirinya tak kunjung membalas pesan maupun telepon.
Ten: BABEEEEEE, HUJAN BAWAIN PAYUNGGG Ten: KOK MALAH NGE LIVE SAMA MARK DOYOUNG?!
Johnny: Iya sebentar lagi selesai kok Johnny: Kamu sama Haechan udah selesai?
Ten: UDAAAHHHH DARITADI MALAH😠
Johnny: Okay okay, calm down baby, omw
Kira-kira begitu singkat chatnya.
Setelah live selesai, Johnny bersama seorang manager keluar dari mobil sambil masing-masing membawa payung. Mereka berjalan menuju pintu masuk toko, sudah ada Ten dan Haechan berdiri di sana sambil memegang satu tas belanjaan.
Ten ikut bersama Johnny, sedangkan Haechan ikut bersama sang manager. Mereka sampai di mobil, tak mengira akan turun hujan sebelumnya.
“Johnny hyung, emangnya pas hyung ultah hadiahnya sama juga?”
“Kamu beliin itu juga, Ten?”
“Dia bingung mau kasih kado apa jadinya yaaa... Saran aku satu-satunya ya ini.”
“Ten itu kadang ngasih hyung dua hadiah.” Ucao Johnny pada Haechan. “Satu barang satu lagi dirinya sendiri.”
Haechan tak heran saat mendengar jawaban dari Johnny. Sudah menjadi rahasia umum antara member jika Johnny dan Ten memang agak ekstrim. Sedangkan sang manager masih fokus menyetir dengan satu lollipop di mulutnya.
Sesampainya di dorm, Haechan naik ke kamar kekasihnya. Ia meminta izin kepada Jungwoo untuk dirinya bisa menginap. Tentu langsung diizinkan oleh sang hyung, mau bagaimanapun Jungwoo tahu bahwa ini adalah hari yang spesial untuk Mark dan mereka pasti juga ingin merayakannya berdua.
“Haechan?” Panggilan itu langsung menyapa pendengarannya. Haechan menyembunyikan tas belanjaan yang ia bawa dan langsung masuk ke dalam toilet.
“Chan?” Mark mendengar suara pintu bertanya lagi untuk memastikan.
“Iya hyung, aku numpang toilet sebentar.” Mark yang mengerti lega karena itu benar-benar Haechan, dan kembali melakukan apa yang sebelumnya sedang dikerjakan.
Mark sangat santai di atas kasurnya, berbeda dengan Haechan yang sudah panik setengah mati. Tas belanjaan yang ia bawa cukup besar dan benar-benar memperlihatkan nama brand nya. Dan tak mungkin Haechan membeli parfum di sana karena bukan seleranya. Ini hal lain.
Ide Ten. Entah mengapa Haechan mengiyakan ide salah satu hyung sesatnya itu. Namun dalam lubuk hati terdalamnya, Haechan memang ingin memberikan kado ulangtahun spesial untuk sang kekasih tabun ini.
Hal yang tak pernah ia lakukan dan terfikirkan sebelumnya, ini adalah sesuatu baru yang seharusnya jangan dicoba tapi terlanjur. Tas belanjaan itu tidak bisa disembunyikan lagi. Mau tidak mau Haechan harus melakukannya.
Tapi sebelum itu, ia harus mandi terlebih dahulu.
Mark sedang mencoret-coret bukunya, lebih tepatnya menulis beberapa lirik yang muncul di kepala sambil beberapa kali mencobanya.
Ia menunggu sang kekasih yang tak kunjung keluar juga hampir satu jam di dalam sana. Mendengar suara shower awalnya Mark tahu bahwa Haechan mandi, tetapi harusnya tidak selama ini.
“Haechanie?” Mark mengetuk pintu.
“Y-ya hyung?”
“Ngapain sih? Lama banget?”
“Sebentar lagi...”
Mark menyalakan hp nya, mendapatkan satu notifikasi chat dari kekasih Johnny.
Ten: Gimana hadiahnya?
Mark: Hadiah apa hyung?
Ten: oh belum?
Lalu sang hyung mengirimkan sebuah foto yang memperlihatkan Haechan sedang memilih-milih di toko tadi.
Awalnya Mark terkejut namun tak lama setelah itu ia menarik ujung bibirnya ke atas. Mark memberikan banyak ucapan terima kasih pada hyung nya. Begitu juga dengan Ten, ia menyemangati mereka berdua.
“Haechanie, dapet semangat dari Ten hyung.” Mark masih berdiri di depan kamar mandi.
“Apa hyung?”
“Tadi beli apa, kamu sama Ten hyung? Aku mau liat dong.” Perkataan itu berhasil membuat pipi Haechan semakin memerah di dalam sana. Ia sudah memakai yang ia beli tadi dan berdiri di depan cermin. Itu saja sudah membuat ia malu!
“Haechanieee~”
“Aku sabar mau liat nih.”
Perkataan Mark seakan menjadi alunan terror fi kupingnya. Apalagi nada bicaranya membuat Haechan ngeri sendiri. Kekasihnya itu terdengar seperti om om hidung belang.
Haechan melihat dirinya sekali lagi di cermin, mengatakan “pasti bisa!” di dalam hati untuk menyemangati dirinya sendiri.
Tangannya gemetar memegang knop pintu dan membukanya perlahan. Matanya terpejam tak berani melihat wajah Mark yang sudah ada dihadapannya.
“Haechan.” Dengan takut-takut, Haechan membuka mata dan mendongak melihat kekasihnya. Ekspresi Mark terkejut namun dibumbui senyum mirik setelahnya. Mulut Mark seakan mengatakan “wow” tanpa suara.
“Tunggu sebentar, aku mau masuk juga. Kamu tunggu aja dulu di sana, jangan kemana-mana.” Mark seakan memperingatkan Haechan agar tidak kabur ke manapun.
Mark keluar dari kamar mandi dibubuhi pemandangan punggung Haechan yang tengah duduk di atas kasur sambil membaca buku liriknya. Lelaki bermarga Lee itu menjadi bersemangat.
Lingerie pink yang serasi dengan warna rambut kekasihnya saat ini membuat Haechan terlihat lebih seksi. Pakaian minim bahan itu memperlihatkan pundak mulus kekasihnya, dan paha hingga betis rampingnya.
“Babe.” Panggilan asli mereka berdua keluar saat Mark mulai mendekatkan diri pada tubuh Haechan. Diendus nya leher jenjang itu, dibumbui kecupan-kecupan sesekali menjilatinya bak es krim.
“Nghhh Markhh—”
“You look so sexy tonight hmmh...” Mark mulai menjepit titik di leher Haechan dengan bibirnya hingga menjadi ruam kemerahan. Tali lingerie di pundaknya diturunkan perlahan, lalu kedua tangannya bergerak meremas dada Haechan dari belakang.
“Hyung suka hadiahnya? Ahh...”
“Of course baby—ARGH I WANT TO SEE YOU IN THE MIRROR SO BAD!” Mark langsung menarik Haechan dan memojokkannya di depan cermin. Aksi remas meremas ia lakukan lagi namun kini dengan pemandangan tubuh Haechan yang terlihat jelas di cermin.
Mark tak bohong soal hadiahnya. Walaupun tak pernah terbayangkan olehnya karena kekasihnya ini seorang laki-laki. Namun ide gila dari hyung nya itu jelas memberikan gambaran asli bagi Mark dan ia sangat menyukainya.
Melihat wajah erotis Haechan dengan lingerie yang perlahan mulai terbuka memberikan kesan tersendiri bagi Mark. “Oh god, you look so beautiful.” Kini dirinya hanya memeluk Haechan dari belakang berkali-kali memberikan pujian kepada kekasihnya itu.
Biasanya Haechan akan selalu terlihat menggemaskan di matanya, tetapi hari ini sang kekasih terlalu cantik dan seksi untuk seukuran laki-laki. “Ini beneran pacar ku nih?”
“Emang pacar kamu ada berapa Mark?”
“Of course cuma Lee Haechan, tapi kenapa Lee Haechan yang ini malah cantik?”
“Aku bukan cantik!”
“Your handsome of course, but why do you put lingerie on your body. I swear to god, you're pretty as fuck.“
“Aku gak bisa bales ucapan kamu dan cuma bisa bilang thank you. Itu berarti hadiah ulang tahun dari Ten hyung manjur.”
Mark tetap memeluk kekasihnya itu, memberikan kecupan-kecupan kecil di area pundaknya. Ia merasa bahwa Haechan terlalu berharga untuk itu. Kekasihnya sangat indah, Mark tidak ingin membuatnya kesakitan walaupun penisnya sendiri sudah kesakitan.
“Kenapa? Gak mau diambil hadiahnya?” Haechan pun terheran karena Mark tak kunjung melanjutkan kegiatannya.
“You're to precious.“
“Tapi itu memang tujuan awalnya kan?” Haechan menjulurkan tangannya ke belakang mencari gundukan yang sedari tadi hanya menempel di bokongnya. “C'mon Mark.” Kini Haechan membalikkan badannya hingga wajah mereka berdua bertemu.
“Huft, alright.” Mark meraup bibir ceri itu dan membawa Haechan kembali ke atas kasurnya. Setelah merebahkan kekasihnya, lelaki bermarga Lee itu membuka kaos birunya dan menatap lapar lelaki dihadapannya.
Dimulai dari betis lalu naik ke paha dalam. Memberikan beberapa hickey terang disana karena tidak akan terlihat. Mark mengecup celana dalam pink yang terasa keras itu, menurunkannya hingga penis Haechan terbebas.
Beralih ke bagian atas, Mark menurunkan lingerie Haechan, melihat jelas proses bagaimana kain pink itu terlepas dari badan kekasihnya. Kulit caramel Haechan kini terpampang jelas dengan dua tonjolan imut di dadanya.
Mark meneguk air liurnya. Selain diberikan kesempatan untuk bertemu dengan hari kelahirannya lagi, Mark juga mendapatkan hadiah yang sesungguhnya. Mungkin kedepannya tak perlu repot-repot membelikan sesuatu, mereka akan menjadi hadiah satu sama lain.
Tak terhitung sudah berapa ronde yang mereka lewati, yang pasti kini Haechan masih mendesahkan nama hyung sekaligus kekasihnya itu dengan lantang. Beruntung dorm kedap suara.
Tidak ada sehelai kain pun di tubuh Haechan maupun Mark, keduanya tetap fokus dengan penyatuan mereka.
Posisi Haechan kini menungging dengan tangan Mark yang mencengkram pinggangnya dengan kuat. Berkali-kali pipi pantat itu terkena tamparan, tapi itu salah satu hal yang membuat pergumulan kedua anak adam ini semakin panas.
Tanpa diduga, ponsel Mark yang sedari tadi diam bergetar. Ia memang memasang mode getar karena kegiatan dengan hadiah ulang tahunnya tidak mau di ganggu.
“Ahh! Anghhh!... Itu h-handphone mu AKHH!”
PLAK!
“Biarin aja, fokus Haechanie shhh... Ah...”
Mau dibiarkan bagaimanapun, hp Mark tetap bergetar. Haechan berkali-kali menyuruh Mark untuk mengangkatnya, takut-takut jika itu telepon penting.
Tak tau kenapa, Yuta meneleponnya. Semua panggilan tadi berasal dari Yuta dan dua lainnya dari Johnny. Mark memencet kontak paling atas—Yuta, karena itu yang mudah dijangkau saat ini.
“Ya hyung?”
“Kita disuruh ngumpul sama manager di ruang rapat—”
“Mark hyunghhh anghhhh!... Ya disituhhh ahhh...! Nghhh~”
“Hah? MARK LAGI NGAPAIN?!”
“Tadi udah dibilang kan Yut.” Itu suara Johnny yang sepertinya sedang di sebelah Yuta.”
“Iya hyung nanti kita kesana.” Lalu telepon dimatikan sepihak begitu saja. Tidak sopan memang tapi ini Mark sudah hampir mencapai pelepasannya.
Beberapa sodokan terakhir Mark mengeluarkan cairannya di dalam hole Haechan sedangkan yang lebih muda sudah mengotori seprai.
“Ngapain hyung?” Tanya Haechan seraya mengatur napasnya.
Mark merebahkan diri di sebelah Haechan melakukan hal yang sama. “Kita disuruh ke ruang rapat sama manager, gak tau ngapain.”
“Tiba-tiba?”
“Tadi Yuta hyung yang bilang. Kamu capek?”
“Lumayan sih...”
“Gak usah ikut aja kalo gitu, nanti aku yang bilangin.” Maek khawatir dengan kekasihnya itu.
“Gak aku ikut aja gak papa, cuma sebentar doang paling kan udah malem juga Mark.”
Mark melarang lagi tetapi tetap berakhir dengan keduanya yang membersihkan diri lalu memakai baju masing-masing.
Walaupun begitu, Mark tidak memperbolehkan Haechan berjalan karena ia tahu pasti si manis sulit karena rasa nyeri di bagian belakang. Oleh karena itu Mark menggendong Haechan ke ruang rapat dan akan melakukan hal yang sama saat kembali nanti.
Don't worry, Mark is a strong birthday boy.
HAPPY BIRTHDAY MARK LEE 🎂🎉❤️
•
•
•
•
•
[ Fin. ]
© NOVADELUE