Run Away #[Intro]


PINTU lift terbuka, menampilkan seorang lelaki berpakaian formal membawa sebuah dokumen ditangannya berjalan menuju ruangan sang bos.

Sesekali menyapa setiap pegawai yang ia temui, kebanyakan kenalannya, mereka bertegur sapa layaknya rekan kerja kebanyakan di kantor-kantor.

Tok tok tok

“Masuk.”

Pria itu masuk setelah mengetuk pintu dan diberi ijin oleh seseorang yang berada didalamnya. Setelah menutup pintu, pria itu memberikan berkas yang ia bawa tadi pada lelaki yang sedang berkutik dengan komputernya itu.

“Ada beberapa berkas yang harus ditandatangani bos.” Kata sang lelaki ber jas hitam itu pada sang atasan.

Lelaki yang dipanggil bos itu melirik kertas-kertas yang ada diatas mejanya dan langsung mengambil pulpennya di saku.

Ia menggesekkan pulpennya diatas kertas tetapi tintanya tal kunjung keluar juga. “Yangyang, berikan pulpen nu.” Sang bos menunjuk ke saku kemeja sekertaris nya.

“Aku ingin makan siang diluar nanti, bagaimana?”

“Bukan ide yang buruk, aku akan menyiapkan mobil.” Ucap Yangyang sambil mengambil kembali berkas yang sudah ditandatangani.

Lelaki berdarah Cina itu membuka laci mejanya. Bisa-bisanya pulpen mahal itu mempermalukannya saat ingin tanda tangan.

Sepertinya lain kali ia akan memakai pulpen hitam yang dibeli di toko alat tulis biasa saja, pulpen yang biasa dipakai oleh anak sekolah.

“Sepertinya aku meletakkannya disini, dimana mereka?” Chenle sempat membeli satu lusin pulpen di toko alat tulis saat perjalanan pulang kemarin, tetapi ia tak kunjung menemukannya.

Bukannya kotak pulpen malahan sebuah kotak kecil berwarna merah lebih menarik perhatiannya.

Dibukanya tutup kotak tersebut, sebuah gelang buatan tangan yang masih terlihat terawat adalah hal yang pertama yang ia lihat.

Lelaki yang menggunakan jas berwarna biru navy itu menyenderkan punggung pada kursinya.

Gelang itu ia keluarkan dari kotak yang sudah tak ia buka beberapa tahun terakhir ini, hanya tersimpan di lacinya.

Dipakainya gelang tersebut, membuat lelaki bersurai blonde itu terasa ditarik kembali ke enam tahun yang lalu...