Heather • Luwoo 🌷


“Yak Huang Xuxi bangunlah! Kau bisa telat!”

“Five minutes wu.”

“No no no, come on get up you giant!”

“Please wu~” Yang dipanggil Xuxi itu masih belum beranjak dari tempat tidurnya dan dia malah berbicara sok imut.

“Bangun atau aku tidak akan memberikanmu sarapan.”

Mendengar hal itu Lucas langsung bangun dari tempat tidurnya. Tentu saja ia tidak mau meninggalkan sarapannya dan harus beli di pedagang kaki lima dekat kampus.

“Baiklah baiklah aku bangun.” Laki-laki itu masih terduduk di atas kasurnya dengan mata terpejam. Lucas mencoba mengumpulkan nyawanya sambil meregangkan tubuhnya.

“Aku telur dadar ya wu.”

“Ya cepatlah kau mandi sana.” Jungwoo masih sibuk didapur untuk memasak sarapan untuknya dan Lucas.

Lucas dan Jungwoo sudah bersahabat sejak mereka duduk dibangku sekolah dasar; itu berarti mereka sudah bersahabat sepuluh tahun lebih.

Mereka pun masempat b dalam universitas yang sama setelah sempat berpisah saat smp karena sekolah mereka berbeda. Tapi mau bagaimanapun mereka tetap bersahabat.

Jungwoo adalah teman sekamar Lucas. Mereka berdua menyewa asrama di kampus dan memutuskan untuk berbagi kamar agar harga sewanya bisa dibagi dua.

Nasi goreng dengan campuran daging asap ditambah telur mata sapi untuk Jungwoo dan telur dadar untuk Lucas sudah tertata rapih diatas meja makan.

Jungwoo memainkan hp nya selagi menunggu Lucas yang masih bersiap di kamarnya.

“Harum sekali.” Lucas sudah rapih dengan kaos putih dengan luaran jaket denim serta celana jeans tidak lupa dengan tas ranselnya.

“Ya itu karena aku yang memasak.”

“Aku juga bisa memasak.”

“Omong kosong; terakhir kali kau menginjakkan kaki didapur, kau manjadikan ayam goreng lezat berubah menjadi hitam dan menumpahkan minyak dimana-mana.” Tutur Jungwoo sambil menyendokkan sarapannya.

“Itu karena aku lalai karena memasak sambil bermain game online.”

Jungwoo hanya geleng-geleng kepala sama kelakuan sahabatnya ini, dan itu mengapa Jungwoo tidak mengizinkan Lucas lagi untuk bereksperimen di dapur.

Setelah keduanya menyelesaikan sarapan, mereka pun bersiap untuk pergi ke kelas. Hari ini ada kelas pagi serta mereka mendapat dosen yang galak. Jadi mereka tidak ada pilihan untuk membolos kelas.

Sebenarnya Lucas lah yang sering membolos. Jungwoo termasuk mahasiswa yang rajin dan teratur tetapi kadang ia juga ikut bolos bersama Lucas karena mahluk yang satu itu selalu memaksa supaya ditemani.

Diperjalanan menuju kelas, mereka berbincang kecil dan sesekali Lucas menjaili Jungwoo karena itu sudah hobinya dari sepuluh tahun lalu.

Duk!

Seseorang menabrak Lucas lalu hampir terjatuh dan untungnya Lucas sigap menangkapnya.

“Kau tidak apa-apa?”

“Ya aku tak apa, maaf aku tidak sengaja.”

Lucas membantu memungut buku orang itu yang terjatuh karena menabrak nya tadi.

“Ini buku mu.”

“Terimakasih.” Orang itu menjawab sambil tersenyum.

“Ngomong-ngomong siapa namamu? Aku belum pernah melihatmu.”

“Namaku Yuqi.”

“Ah Yuqi rupanya, nama yang imut. Ngomong-ngomong aku Lucas, dan ini sahabatku Jungwoo.” Jungwoo tersenyum ke arah Yuqi dan juga dibalas olehnya.

“Baiklah kalau begitu aku ke kelas dulu, sampai bertemu lagi Lucas.” Yuqi melambaikan tangannya ke arah Lucas dan Jungwoo lalu ia pergi.

Jungwoo melihat ke arah Lucas yang sedari tadi tatapannya tidak bisa lepas dari perempuan berambut panjang tadi.

Lucas memandang Yuqi seperti— tatapan memuja?

Entahlah, tapi Jungwoo merasa tatapan Lucas kali ini agak berbeda. Apakah Lucas menyukai perempuan itu?

Jungwoo segera menyadarkan Lucas dari lamunannya lalu mereka berdua segera memasuki kelas.


Kelas Jungwoo dan Lucas hari ini telah usai. Setelah membereskan barang-barang mereka langsung keluar kelas.

“Lucas, aku hari ini mau ke toko buku.”

“Kalau begitu aku ikut denganmu—”

“Lucas!”

“Oh hai Yuqi!” Yang disapa pun menyapa balik.

“Kau mau kemana?” Tanya Lucas pada Yuqi.

“Aku mau makan siang, kau mau ikut denganku?”

“Boleh sekali.”

“Bagaimana denganmu Jung—?” Yuqi sejenak menghentikan pembicaraan nya saat ia lupa nama sahabat Lucas.

“Jungwoo.” Jawab Jungwoo singkat.

“Oh ya Jungwoo, maaf aku lupa namamu. Apakah kau juga mau ikut denganku?”

“Sepertinya tidak, aku akan pergi ke toko buku setelah ini. Kalau begitu aku pergi duluan, have fun ya kalian.” Jungwoo meninggalkan Lucas dan Yuqi yang akan pergi makan siang bersama.

Sesampainya Jungwoo di toko buku, ia langsung berjalan ke rak berisi novel-novel.

Jungwoo melihat-lihat novel dengan genre crime yang berjejer. Ia melihat satu-satu sinopsis novel tersebut dan ada satu buku yang menarik perhatiannya.

The Fourth Monkey novel milik J.D. Barker.

TEWASNYA seorang pria yang tertabrak—entah murni kecelakaan atau sengaja menabrakkan diri—menyisakan tanda tanya besar. Pasalnya, ia membawa sebuah kotak berisi potongan telinga. Disinyalir, ia adalah Pembunuh Empat Monyet, buron polisi selama hampir lima tahun. Dengan dalih filosofi Tiga Monyet Bijak, ia selalu memotong telinga, lidah, dan mencongkel mata korban-korbannya sebelum membunuhnya.

Itu lah sinopsis The Fourth Monkey yang dibaca Jungwoo.

Jungwoo merasa tertarik dengan novel itu lalu ia membawanya ke kasir untuk membayar.

“Totalnya seratus delapan ribu rupiah, mau debit atau cash?”

“Cash.” Jungwoo mengeluarkan selembar uang merah dan selembar uang hijau lalu diberikan kepada penjaga kasir tersebut.

“Kembaliannya dua ribu rupiah; terimakasih silahkan datang kembali.

Jungwoo keluar dari toko itu lalu berniat untuk mencari makan siang.

Ia sampai di restoran cepat saji. Jungwoo memilih burger untuk makan siangnya dan segelas cola.

Awalnya ia mau makan disana—tetapi itu sebelum ia melihat Lucas dan Yuqi yang sedang duduk berhadapan dan asyik bercanda ria.

“Mba, makanannya dibungkus aja.” Mood Jungwoo untuk makan disana seketika hilang begitu saja.

Setelah mendapatkan makan siangnya dan membayar, Jungwoo segera keluar dari restoran itu lalu pulang ke asrama nya.

Sesampainya dikamar, Jungwoo langsung melempar tas nya ke sembarang tempat dan meletakkan makanannya diatas meja.

Ia berbaring diatas sofa dengan lengannya yang menutupi setengah wajahnya.

Jungwoo merasa sangat kesal karena ia melihat Lucas bersama Yuqi tadi.

Cemburu? Tentu saja, dan Jungwoo tidak bisa menyembunyikan hal itu.

Jungwoo cemburu tentu saja karena ia menyukai sahabatnya itu. Sejak mereka bertemu kembali di sekolah menengah atas, Jungwoo mulai jatuh hati pada Lucas.

Saat kelas 10, ibu Jungwoo meninggal dunia. Tentunya itu membuat Jungwoo sangat terpuruk. Tetapi Lucas datang dan menemaninya 24 jam penuh. Mendekap Jungwoo dan menghiburnya agar dia bisa tenang.

Semalaman Lucas mendekap Jungwoo dengan mengatakan kata-kata penyemangat berharap Jungwoo kembali ceria di keesokan harinya.

Sejak saat itu lah Jungwoo menaruh hatinya pada Lucas.

Jungwoo mengaku pada sahabatnya itu bahwa dia berbeda dari yang lain.

“I'm gay.” Kata Jungwoo pada Lucas waktu itu.

Jungwoo pikir Lucas akan meninggalkan serta menjauhinya setelah Jungwoo coming out.

Tapi apa yang dilakukan Lucas sangat jauh dari ekspetasi Jungwoo.

Lucas sangat men-support Jungwoo dan selalu menyemangati Jungwoo. Lucas tidak akan meninggalkan sahabatnya apapun itu alasannya.

Jungwoo merasa Lucas adalah yang terbaik dan selalu ada disaat suka maupun duka.

Karena Jungwoo merasa Lucas sudah sangat berbaik hati dan masih menerima dia sebagai sahabatnya, Jungwoo tidak mau membebani Lucas lagi dengan perasaannya ini.

Sudah cukup dengan coming out, Jungwoo tidak rela jika harus kehilangan sahabatnya jadi ia memutuskan untuk menyimpan perasaannya ini.

Jungwoo teringat kejadian tadi. Masih terekam jelas dikepala bagaimana cara Lucas tertawa bersama Yuqi.


Pukul 18.30

Lucas memasuki kamarnya. Ia melihat Jungwoo yang sedang terlelap.

“Bwak!”

“Aaaakh— Lucas!” Jungwoo langsung terbangun dari tidurnya karena Lucas mengejutkan nya.

“Lihat apa yang aku dapat.”

“Keychain?”

“Yap! Aku membelikannya untukmu.”

“Kemana saja kau pergi hari ini?”

Lucas yang ditanyai oleh Jungwoo pun hanya tersenyum karena mengingat kejadian tadi siang.

“Aku—pergi jalan-jalan bersama Yuqi lalu kami mampir ke toko aksesoris lalu aku melihat gantungan kunci ini. Puppy ini imut seperti mu jadi aku langsung mengingat mu, dan aku membelinya.” Lucas memberikan gantungan kunci puppy itu kepada Jungwoo.

Jungwoo menerimanya sambil tersenyum kecil. “Terima kasih.” Jungwoo menyimpan gantungan kunci itu di lacinya

“Baiklah kalau begitu kau lanjut tidur saja.”

“Makan malam?”

“Aku sudah makan malam juga tadi bersama Yuqi, aku yang seharusnya bertanya.”

“Aku masih kenyang karena tadi makan siangku agak sore.”

“Baiklah kalau begitu, selamat tidur wu.” Lucas menutup pintu kamar lalu berjalan ke arah ruang tamu.


Sudah tiga minggu sejak Lucas mengenal Yuqi.

Lucas sering pergi bersama Yuqi selama tiga minggu belakangan ini dan membuat Jungwoo lebih sering sendirian.

'Apakah Lucas melupakan Jungwoo?' batin Jungwoo. Sepertinya tidak sepenuhnya tetapi Jungwoo merasa Lucas berubah setelah mengenal Yuqi.

“Jungwoo aku ke kelas Yuqi dulu.”

“Aku akan menjemput Yuqi saat pulang nanti, jadi aku tidak bisa pulang denganmu.”

“Jungwoo sepertinya aku tidak sarapan hari ini, aku harus menjemput Yuqi.”

“Jungwoo aku akan pulang agak telat, aku akan pergi bersama Yuqi.”

“Sepertinya aku mulai menyukai Yuqi.”

“Jungwoo doakan aku supaya aku berhasil hari ini.”

“JUNGWOOOOOO AKU DITERIMAAA!!!”

Lucas sangat senang saat ia menyatakan cintanya pada Yuqi dan Yuqi pun juga menerima nya. Sekarang mereka berdua resmi berpacaran.

Selama masa PDKT, Lucas sering curhat pada Jungwoo. Jungwoo tentu saja selalu mendengarkan nya dan menyemangati Lucas walaupun hatinya berbanding terbalik.

Jungwoo saat ini ingin sekali membenci Yuqi, tetapi bagaimana bisa ia membencinya? She's such an angel.

Jungwoo tidak bisa melakukan apapun lagi sekarang. Yang dia lakukan sehari-hari adalah menangis, mendengarkan curhatan Lucas tentang hubungannya serta menahan perasaannya ini.

Apalagi saat Jungwoo mendengar Lucas yang diterima Yuqi—Jungwoo merasa tambah sesak di dadanya.

Tidak mudah memang. Tapi mau tidak mau Jungwoo harus melakukannya—demi kebaikan bersama.

Jungwoo sekarang sedang duduk dimeja belajarnya dengan kamera dihadapannya.

Sekarang ia sedang sendirian karena Lucas sedang berkencan dengan Yuqi.

Jungwoo memegang gitarnya dan siap menyalakan kamera.


Lucas pulang ke asramanya setelah ia menghabiskan waktu bersama Yuqi.

Ia duduk di sofa depan tv sambil memainkan ponselnya.

Ting tong

Notifikasi Instagram Lucas berbunyi.

Ada satu direct message yang masuk yang mengirimkan sebuah link—Youtube?

Itu adalah sebuah akun siluman yang ber username @jjj_puppy127

Lucas tentunya tidak tau itu akun siapa karena setelah ia membuka profile nya tidak ada postingan apapun serta follower dan following nya masih kosong.

Lucas mengira sepertinya akun itu baru dibuat.

Lucas memencet link YouTube tersebut dan yang terpampang dilayar hpnya sekarang adalah Jungwoo yang sedang memegang gitar.

Jungwoo mulai memainkan gitarnya dengan lembut.

Sudah setengah durasi Lucas menonton video cover Jungwoo dan Lucas hanya menikmati nya tanpa ada pikiran aneh.

Jungwoo yang sedang bernyanyi sambil memainkan gitar dengan latar kamar mereka.

“Watch as she stands with her, holding your hand”

“Put your arm 'round her shoulder, now I'm getting colder”

“But how could I hate her, she's such an angel”

“But then again, kinda wish she were dead as she—”

“Walks by”

Lucas mulai menerjemahkan arti lagu ini dipikirannya.

“What a sight for sore eyes”

Lagu ini tentang seseorang yang menyukai sahabatnya tetapi sahabatnya menyukai orang lain.

“Brighter than the blue sky”

Lucas mulai bertanya-tanya; ada apa ini?

“She's got you mesmerised while I die”

“Why would you ever kiss me?”

“I'm not even half as pretty”

Lucas mulai menyadari sesuatu saat ia melihat Jungwoo yang mulai meneteskan air matanya

“You gave her your sweater, it's just polyester”

Suara Jungwoo mulai terisak.

“But you like her better”

“I wish I were Heather”

Lucas melihat gantungan kunci di hp Jungwoo—itu adalah gantungan kunci puppy pemberiannya saat ia pertama kali pergi bersama Yuqi.

Jungwoo menundukkan kepalanya saat ia selesai menyanyikan lagunya.

Tak lama kemudian Jungwoo mengangkat kepalanya dan berkata—

“I'm sorry. See you again.”

Lalu video selesai.

Lucas langsung mencari keberadaan Jungwoo.

Lucas membuka kamar dan dia tidak menemukan apapun, bahkan meja belajar Jungwoo sudah kosong.

Lucas membuka lemari pakaian Jungwoo dan nihil—tidak ada satupun baju disana.

Lucas keluar dan berlari ke arah kelas mereka karena siapa tau Jungwoo ada disana.

Jungwoo tidak ada.

Lucas berlari lagi ke arah perpustakaan sampai-sampai ia diperhatikan oleh orang-orang yang berada disekitar karena ia berlari-lari memutari kampus.

Ditempat favorit Jungwoo; perpustakaan, Lucas juga tidak menemukan Jungwoo.

Lucas berusaha mengbungi Jungwoo tetapi tidak ada jawaban.

Chat pun tidak terkirim dan foto profil Jungwoo tidak ada, sepertinya dia di block.

Lucas beralih ke Instagram dan mencari username Jungwoo—nihil, tidak ada nama akun Jungwoo dipencarian.

Ia teringat kalau views video Jungwoo tadi kalau video itu sudah dua kali ditonton.

Lucas menelepon Winwin. Winwin adalah orang kedua yang paling dekat dengan Jungwoo.

“Win.”

“Ya?”

“Dimana Jungwoo?” Tanya Lucas to the point.

“A-aku tidak tau Lucas.”

“Aku tau kau sudah menonton videonya, sekarang dimana dia?”

“Aku benar-benar tidak tau.”

“Win—kumohon.”

“Huft.” Winwin menghembuskan napas berat diujung sana.

“Aku tidak tau Lucas. Yang kutau adalah dia pindah.”

“Apa maksudmu? Pindah kemana?”

“Aku tidak tau. Jungwoo pergi karena ia tidak mau membebanimu dengan perasaannya; video itu adalah salam perpisahan terakhirnya.”

Lucas terduduk dilantai sambil menyenderkan punggungnya ditembok.

“Sejak kapan kau tau?”

“Sejak pertama kali Jungwoo merasakan perasaan aneh padamu. Ia selalu bercerita padaku untuk meringankan pikirannya.”

“Kenapa kau tidak memberi tau aku?”

“Tentu saja tidak Lucas! Jungwoo menyembunyikan ini karena tidak ingin persahabatan kalian hancur.”

“Tapi dia meninggalkan ku.”

“Ini demi kebaikan kalian berdua juga. Jungwoo memutuskan untuk pergi karena ia tidak tahan lagi. Itu kenapa ia mengakui perasaannya dan pergi karena ia tidak ingin kau mencarinya.”

“Percayalah Lucas. Kau kenal Jungwoo lebih baik daripada aku. Kau juga pasti tau kalau Jungwoo itu bukan seseorang yang mampu menahan segala serangan dengan tameng yang ia buat. Jungwoo juga sangat rapuh, aku yakin kau tau itu.”

Mereka berdua terdiam sejenak dengan pikiran masing-masing.

“Jungwoo bilang dia mau pulang, itu chat terakhir yang ia kirim kepadaku.”

Lucas mematikan panggilan nya dan langsung berlari ke arah parkiran.

Lucas keluar dari area kampus dengan mobilnya. Tujuannya saat ini adalah bandara.

Yang dimaksud Jungwoo pulang adalah dia akan kembali ke korea untuk bertemu neneknya.

Nenek Jungwoo adalah satu-satunya keluarga Jungwoo yang tersisa saat ini.

Lucas akhirnya sampai di bandara dan langsung memarkirkan mobilnya.

Bandara saat itu tidak terlalu ramai karena ini bukan musimnya orang berlibur.

Lucas berlari masuk ke dalam bandara.

Lucas berharap kalau dia masih bisa menemui sahabatnya itu. Tentu saja Lucas tidak siap jika harus ditinggal dengan sahabatnya itu.

Lucas tidak perduli jika Jungwoo menyukainya atau apapun itu—ia hanya mau memeluk sahabatnya sekarang juga dan tidak akan membiarkan Jungwoo pergi darinya.

Lucas menyesal karena Jungwoo harus merasakan hal seperti ini selama bertahun-tahun.

Lucas juga menyesal karena dirinya tidak peka selama ini. Lucas berharap dalam lubuk hati terdalam nya—ingin memutar waktu.

Penyesalan memang datang di akhir dan semuanya tidak bisa diputar ulang.

Lucas melihat jadwal penerbangan pada monitor besar yang terpasang di bandara itu.

Jadwal penerbangan ke Korea semuanya sudah take off.

Kaki Lucas sedah lemas tetapi ia masih harus menahan badannya agar tidak terjatuh dilantai karena akan sangat memalukan tentunya.

Lucas menatap kosong ke arah monitor raksasa itu.

Mengingat waktu pertama kali ia bertemu dengan Jungwoo saat sekolah dasar. Jungwoo adalah seorang yang sangat pemalu awalnya, tetapi semenjak bertemu dengan Lucas ia menjadi lebih terbuka dengan orang lain.

Lucas adalah teman pertama Jungwoo, teman sebangku pertama Jungwoo, sahabat pertama Jungwoo, orang pertama yang mengajak Jungwoo bermain di taman sekolah, orang pertama yang mengajak Jungwoo pergi ke kantin bersama, dan orang pertama yang ada disaat Jungwoo terjatuh.

Lucas berharap agar dia bisa bertemu dengan sahabatnya lagi—entah kapanpun itu dia akan tetap menunggu Jungwoo kembali.

Entahlah.

Jika Tuhan mempertemukan mereka lagi, ia ingin memperbaiki semuanya dan mengembalikan sesuatu yang hilang darinya.

[ Fin. ]