Hawaiian Dr(u)nk

Hampir satu jam berlalu, Jeno tak kunjung menemukan Lionarch. Ia sudah memakan beberapa makanan ringan seraya menunggu tadi, tapi sama sekali belum menyentuh botol-botol minuman itu.

Dalam hitungan 1, 2, 3...

Jeno tak tahan dan langsung mengambil botol beer dihadapannya yang sedari tadi sudah memanggil-manggil nya.

Minum beberapa teguk, Jeno bisa merasakan tubuhnya menghangat. Perlahan, mulai ada satu persatu wanita yang menghampirinya untuk menawarkannya untuk ditemani.

Yang awalnya menuang minuman sendiri, kini sisi kanan kirinya mulai penuh dengan wanita-wanita yang berusaha menggodanya. Salah satunya sudah membuka beberapa kancing atas Jeno hingga dada bidangnya terlihat.

Jeno terus meneguk minumannya. Namun kini ia beralih pada vodka yang memiliki kadar alkohol lebih tinggi.

Kepalanya mulai pening. Hari ini ia memutuskan akan bersenang-senang saja menikmati malam pertamanya di Hawaii.

Pasti akan lebih seru jika ia mengundang teman-temannya kesini. Sekarang ia hanya ditemani para wanita stranger, rasanya berbeda dengan saat ia bersama teman-temannya tapi mau bagaimanapun Jeno tetap menikmatinya.

Seketika musik keras tadi berhenti dan berubah menjadi alunan lagu erotis. Jeno sedikit mengangkat kepalanya melihat apa yang terjadi karena ia juga tak lagi merasa ada orang yang duduk di sampingnya.

Kemana para wanita tadi?!?

“Annyeong~” kala otaknya sedang memproses apa yang terjadi, telinga nya teralihkan dengan suara seseorang yang akhirnya berbicara bahasanya.

“Sendirian aja, hyung?” Seseorang bersuara berat itu bertanya sambil duduk di sebelah Jeno.

“Ya begitulah...”

Orang itu menungkan segelas minuman ke dalam gelas lalu menyodorkannya pada Jeno.

“Minum hyung, khusus dariku.”

Tak pikir panjang, Jeno langsung meneguk semuanya hingga tak ada yang tersisa. Orang disebelahnya menatap kagum karena Jeno meminumnya dengan sekali teguk.

“Bukannya disini gerah, hyung?” Orang itu membuka kancing baju Jeno lagi, menyisakan satu kancing terakhir.

Jeno agak terkejut saat kepalanya ditarik untuk menoleh ke arah si orang asing. Ditatapnya lekat-lekat wajah itu. Pandangan buramnya kembali normal kala melihat wajah indah dihadapannya.

“Kenapa kamu natap aku kayak gitu, hyung?” Tanya nya sambil tersenyum kecil.

“Siapa namamu manis?”

“Jaemin, Na Jaemin. Hyung tampan, apa boleh aku tau namanya juga?”

“Aku tau aku tampan, panggil aku Jeno.”

Lelaki bernama Jaemin itu memeluk bisep Jeno lalu mendusalkan kepalanya ke lehernya.

“Jenooo hyunggg~ sekarang badan hyung dingin, mau aku hangatin lagi?”

“Sure baby.” Jeno menarik Jaemin naik ke pangkuannya dan langsung menyambar bibir merah ceri itu.

Lumatan yamg awalnya lembut lama-lama menjadi kasar. Jaemin memiringkan kepalanya dan membuka mulutnya untuk akses lidah Jeno masuk mengabsen deretan giginya.

“Nghh hyunghhh...”

“Pinggangmu ramping banget sayang.” Jeno memasukkan tangannya kedalam baju Jaemin dan meremas lekuk tubuh itu dengan sensual.

“Uhh Jeno hyung kuat minum, kalo di ranjang kuat juga gak?”

“Hm, nantangin?”


Kini Jeno berada diatas yang lebih tua, mengukung tubuh yang sudah berantakan dengan tanda-tanda ruam yang dihasilkan oleh sang dominan.

Baju Jaemin telah tersingkap memperlihatkan bahu serta dada mulusnya yang kini sudah ternodai oleh banyak mahakarya seorang Lee Jeno.

“Mhhh.... Jangan ninggalin banyak-banyak Jenoohh...”

“Jeno? Jeno siapa?”

“Hyunghhhh janganh disituhhh...”

“Kalo disini boleh?”

“Hmmhh... I-iyaahh..”

Jeno menurunkan resleting celana Jaemin menggunakan mulutnya sambil menatap ke atas si manis yang sedang terengah-engah dengan keringat yang sudah membasahi wajah hingga lehernya.

“Udah basah banget, hm?” Jeno menggoda lubang Jaemin dari luar dalamannya yang basah. Menekan-nekan bagian itu hingga Jaemin melenguh sambil melihat bagian bawahnya yang sedang dimainkan.

“Don't play with me, Mr. J”

“Well... I'll take this off first.”

Perlahan Jeno menurunkan celana serta dalamannya hingga kejantanan Jaemin yang sudah terangsang mengacung ke atas melawan gravitasi.

Karena tidak bisa melakukannya di leher, jadi Jeno akam memberikan sisa hickey nya di paha mulus Jaemin.

Jaemin ancang-ancang meremat seprai di sekitarnya saat Jeno mulai menjilati pangkal penisnya yang sudah mengeluarkan pre cum itu perlahan memasuki nya hingga Jaemin bisa merasakan miliknya berada di tempat hangat dan basah sekarang.

“Nghh hyunghhh lebih dalem lagihh...”

Jeno jarang bercinta dengan lelaki, kebanyakan dari bayarannya adalah wanita. Tapi soal mengoral, Jeno bisa melakukannya. Dan soal seks anal, Jeno juga tidak masalah.

Selama objek dihadapannya bisa membangun birahi, Jeno akan memilihnya. Tak peduli soal Dawoon yang sudah mempertanyakan keadaannya, kini Jeno tengah sibuk oleh pria tampan nan manis ini.

“Kenapa hyung lepas kulumannya?” Tanya Jaemin dengan nada sedih.

“Hyung mau kamu juga puasin hyung, nanti kita keluar nya bareng-bareng, oke?”

“Okay hyung.”

So, how about your favorite position? Kita mau pake yang mana?” Jeno masih sempatnya bertanya padahal adik kecilnya sudah sangat sesak dibawah sana. Alasannya karena Jaemin ini yang membuatnya ingin memperlakukan pria ini dengan lembut.

“It's up to you, hyung. How 'bout you?”

We'll do doggy style, gimana?”

Sure hyung. I have sexy ass, jadi hyung bisa liat jelas nanti waktu aku gerak.” Jaemin menggigit jarinya sambil menatap Jeno sensual.

Pria bermarga Lee ini tersenyum miring sekaligus gemas dengan orang di hadapannya sampai tangannya tak tahan untuk menampar bokong Jaemin. Jeno yakin, siapapun yang melihat Jaemin pasti akan tertipu dengan wajah innocent nya itu.

Alright. Balik badan, Jaemin.” Perintah Jeno yang langsung dituruti oleh si manis.

PLAK!

“Anghh yes~”

Jeno membuka sisa kancing baju Jaemin dan menurunkannya hingga sebahu. Sedangkan Jaemin sudah mengarahkan bokongnya yang sudah siap digempur oleh benda pusaka yang masih belum terlihat.

“You wanna see mine?”

“Yes hyunghh...”

Jeno bergegas membuka celananya yang sangat terasa seperti penjara bagi penisnya. Akhirnya batang berurat nan besar itu menunjukkan dirinya.

Jaemin yang penasaran karena pipi pantatnya merasakan sesuatu yang panjang sedang menyapanya pun menoleh ke belakang.

Baiklah, malam ini Jaemin tidak salah pilih. Dari awal Jaemin melihat Jeno memang lelaki itu punya big dick energy dan sekarang sudah terbukti keberadaannya.

Kini tinggal penentuan, apakah batang besar itu bisa memuaskannya atau tidak. Balik lagi, ini juga dinilai dari cara Jeno bermain dengan lubangnya nanti.

“So big, hyung.”

“You like it?”

“I do.” Lalu Jaemin menarik dagu Jeno dan membawanya ke dalam ciuman panas, mengikutsertakan lidah mereka yang saling membelit.

Jeno langsung mengarahkan penisnya ke lubang berkedut yang siap diisi itu. Ia tahu bahwa Jaemin tidak ingin berlama-lama. Kelinci binal itu nampak sudah tak sabar.

“Anghhhh hyunghhhh!” Bisa dirasakan sakit luar biasa di lubangnya saat penis Jeno mulai masuk.

“Shhh- sempit banget baby... Hhhh...” Jeno ragu apakah ia yang pertama atau bukan karena sungguh lubang Jaemin sangat ketat untuk dimasuki miliknya.

Saat penis Jeno masuk sepenuhnya, ia membiarkan dulu disana hingga Jaemin terbiasa. Saat sang submissive memberikan lampu hijau, di sanalah Jeno mulai menghentakkan pinggulnya.

“Nghhh... Yes hyunghh... Hhh like that anghh...”

“You look so pretty, bunny~ hmmhh...”

Chup

“Ahhh! Anghh...! Yes hyunghh... Nghhh therehhh...”

“Here?”

“Yes aahhhhh! Hyungieeehh...” Jaemin membantu Jeno bergerak dari arah berlawanan hingga batang itu semakin tertanam didalamnya.

“Moan my name, baby.” Jeno menyodokkan penisnya semakin brutal hingga Jaemin mendongakkan kepalanya, mendesah hebat sambil tersenyum kenikmatan.

“Jeno hyunghhhh.... Ahh! Morehhhh nghhh... Ah!”

Tangan Jeno tak tinggal diam. Jari-jarinya mulai bergerak memilin nipple pink Jaemin sambil sesekali menariknya gemas. Kalau Jaemin sendiri memainkan penisnya yang hampir mencapai klimaksnya.

Saat Jaemin berhasil mengeluarkan cairannya, Jeno berhenti sebentar dan merubah posisinya menjadi duduk dengan Jaemin di atas pangkuannya tanpa melepaskan penyatuan mereka.

Sebelum Jeno kembali menggerakkan penisnya, Jaemin sudah lebih dulu bergerak naik turun disana.

“Oh god. So tight baby ughhh....”

Tangan Jeno bertengger pada pinggang ramping itu dan yang lainnya kembali memainkan puting bengkak itu.

“Uhmmm... Nghhhh.... Yashhh Jeno hyunghhhh... Ahhh! Ahh!”

Bunyi benturan antar kulit tak terelakkan, dua namja yang tengah menyalurkan nafsu satu sama lain itu berada di dalam dunia mereka sendiri.

Sang dominan mengerang rendah saat penisnya berkali-kali dipijat oleh dinding rektum Jaemin. Sedangkan sang submissive mendongakkan kepalanya, matanya menatap langit-langit kamar hingga semuanya memutih berkat tumbukan batang panjang di lubangnya itu.

“Ahhh! Hyungieeehh I'm cominggg anghhh! Hhhhh hyunghhh...”

“Together baby ah!”

Hingga beberapa tusukan terakhir, Jaemin mencapai putihnya bersamaan dengan Jeno yang keluar di dalam lubang Jaemin.

Pria manis itu bisa merasakan perutnya yang menghangat berkat semburan sperma Jeno sangat banyak di dalam hole nya.

Keduanya kembali berciuman, kedua telapak tangan Jeno kini sudah berada di atas pipi pantat Jaemin yang kemudian ia remas bongkahan itu sambil mendominasi bibir Jaemin yang tengah melumat bibir bawahnya.